Diduga, Proyek Pamsimas/air bersih Desa Tarengge Timur Kecamatan Wotu Magkrak

LUTIM, RRN—Program PAMSIMAS ll desa tarengge timur kecamatan wotu, kabupaten luwu timur, provensi Sulawesi Selatan, yang bersumber dari dana APBN T.A 2014 dengan jumlah anggaran kurang lebih Rp 250 juta rupiah, dan ironisnya sampai saat ini belum kunjung selesai atau dengan kata lain masih magkrak.

Lanjut, dengan demikian dalam hal ini kepala desa tarengge timur Bapak DESIUS RANTETANA tetap harus bertanggung jawab terkait dengan belum selesainya proyek PAMSIMAS yang di maksud, dan yang sangat di sesalkan oleh masyarakat. Kepala Desa DESIUS RANTETANA telah memerintah kan kepada yang bernama RUGAIYAH jabatan anggota FORUM KELOMPOK KESWADAYAAN MASYARAKAT ( FKKM) untuk mengumpulkan kontribusi dana tunai sebesar Rp 30.000 dari masyarakat untuk program PAMSIMAS ll, pada tanggal 6/agustus/2014 dengan no : 090/ /DTT/KW/VIII/2014 namun penantiannya warga masyarakat desa tarengge timur sejak tahun 2014 sampai saat ini belum juga selesai.

Namun berdasarkan sumber dari masyarakat ke awak media JOURNAL INVESTIGASI, bahwa kami telah menyuruh untuk mengumpul kan uang sebesar Rp 350.000 ( tiga ratus lima puluh ribu rupiah ) per kepala keluarga, tujuan untuk pancing dana di pusat lewat, “tuturnya”.

Dan menurut kepala desa yang kami temui di rumah kediamannya baru – baru, ini beliu mengatakan bahwa apa yang di bilang oleh masyarakat itu terkait dana tunai untuk kontribusi sebesar Rp 350.000 ( Tiga Ratus Lima Puluh Ribu rupiah ) perorangan itu tidak benar, kecuali Rp 35000 itu untuk beli kran.

Dan kepala desa menyangkal, bahwa ia tidak pernah mengeluarkan surat tugas untuk kontribusi dana tunai kepada masyarakat, hanya ini semakin gencar di bicara kan, karena masa jabatan saya sudah dekat berakhir yaitu bulan Agustus 2019 yang akan datang,”tutur kepala desa”.

Lanjut, sedangkan menurut TASLIM yang menjabat di bidang teknik PAMSIMAS ini, mengatakan bahwa memang benar adanya dana yang di kontribusi dari masyarakat, itu untuk pancing dana pusat supaya turun dananya.

Lanjut Taslim mengatakan, bahwa dana yang di kumpul kan di kirim ke pusat, karena nanti melihat dana tersebut dari masyarakat maka pemerintah pusat siap meluncur kan bantuan.

Dan tidak mengalirnya air, itu bukan karena kami tidak membor tapi karena tanahnya runtuh dan tertutup lagi lubang yang di bor, pungkas Taslim .

kemudian menurut ketua KKM (Kelompok Keswadayaan Masyarakat ), bahwa program pamsimas ini kami tidak pernah melakukan pungutan kepada masyarakat, kami juga tidak di gajih, hanya melalui ketua kelompok masyarakat ( KKM) No Rekeningnya, dan saya yang pengang uangnya,”tutur pak Nasir yang berhasil kami temui di kediamannya”.

Dan jaringan separuhnya sudah terpasang serta sebagian masih ada yang belum terpasang, karena debit airnya kurang. biar dulu masyarakat marah -marah nanti kalau debit air sudah banyak, baru bisa di pasang,”unjar Nasir ketua kelompok masyarakat ( KKM).

(Made)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *