Teknologi Pemeras Santan Tim Pengabdi UNM Dimanfaatkan Oleh Kelompok Pembuat Minyak Kelapa Kelurahan Walennae Kabupaten Wajo

WAJO, RRN – Tim pengabdi Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diketuai oleh Dra. Sumiati Side, M.Si dan beranggotakan Suriati Eka Putri, S,Si., M.Si dan Muhammad Iskandar Musa, S.Pd., M.T menciptakan suatu teknologi baru yakni mesin pemeras santan.

Lanjut, Mesin ini dapat membantu warga Kelurahan Walennae khususnya bagi Kelompok Pembuat Minyak untuk mengoptimalkan pemerasan santan kelapa menjadi minyak kelapa.

Dan Ketua Pelaksana PKM, Dra. Sumiati Side, M.Si menjelaskan bahwa teknologi pemeras santan menjadi minyak kelapa dapat meningkatkan efesiensi pembuatan minyak kelapa karena masih banyak masyarakat di kelurahan Walennae yang memeras santan menggunakan alat tradisional (Fappifi) dan ampas kelapa yang dihasilkan tidak terlalu kering.

“Karena masyarakat di kelurahan Walennae memeras santan masih menggunakan alat tradisional (Fappifi) dan ampas kelapa yang dihasilkan masih mengandung krim santan yang sebenarnya masih bisa digunakan untuk diolah menjadi minyak, maka untuk meningkatkan efesiensi produksi minyak kelapa, kami memberikan sentuhan teknologi mesin pemeras santan. Dengan menggunakan alat ini, ampas kelapa sisa pemerasan benar-benar kering sehingga tidak ada bahan baku yang terbuang.” Ungkapnya.

Andi Hasanuddin, S.Sos selaku lurah Walennae mengharapkan bahwa mesin pemeras santan ini dapat menjadi peluang usaha untuk masyarakat Walennae.

“Dengan teknologi pemeras santan dari tim pengabdi UNM ini, saya mengharapkan masyarakat Walennnae bisa menjadikan mesin ini sebagai peluang usaha dan dapat juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Walennae.” ujarnya.

Proses penyerahan mesin pemeras santan kepada ketua kelompok pembuat minyak kelapa Kelurahan Walennae oleh ketua tim pengabdi UNM.

Suriati Eka Putri dan Muhammad Iskandar Musa selaku anggota tim pengabdi PKM ini mengatakan bahwa mesin pemeras santan yang dilatihkan penggunaannya kepada masyarakat Walennae bisa memproduksi minyak kelapa dan Virgin Coconut Oil (VCO). Menurutnya, masyarakat di kelurahan Walennae masih belum mengetahui jika santan kelapa dapat juga dijadikan VCO.

Tim pengabdi memberikan pelatihan penggunaan mesin pemeras santan

Tim pengabdi mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membuat masyarakat kelurahan Walennae bisa lebih memproduksi minyak kelapa lebih banyak lagi.

Berkat kerjasama dengan DRTPM Kemendikbud, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UNM dengan Lurah Walennae, maka kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.

(Hardin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *