KONAWE, RRN – Aksi unjuk rasa yang dilakukan para aktivis yang tergabung dalam LSM LIPAN Sultra di Dinas Kesehatan Konawe, Jum’at (8/3), berbuntut panjang.
Manajemen RS Setia Bunda mengajak pihak-pihak terkait dalam hal ini pihak Puskesmas Meluhu, keluarga pasien atas nama Nica, para pendemo (Aktivis LSM LIPAN SULTRA), pihak BLUD Konawe, pihak Dinas Kesehatan, awak media dan tokoh-tokoh masyarakat yang berkepentingan untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) atau hearing ke DPRD Konawe.
Permintaan RDP ini dilayangkan sebagai upaya klarifikasi secara terbuka setelah sebelumnya RS Setia Bunda sudah melakukan upaya klarifikasi dan hak jawab melalui media ini, tayangan kemarin, Sabtu (9/3).
Jajaran manajemen RS Setia Bunda, Dr. H. Adi Setiawan, Sp.OG dan Hj. Yuli Patmawati, Amk., selaku pemilik, serta dr. H. Mardi Santosa, M.Kes selaku direktur secara bergantian memberikan pernyataan.
Lewat panggilan WhatsApp, Dr. Adi (panggilan akrab dr. Adi Setiawan) menceritakan bahwa sesaat setelah demo digelar, Kadis Kesehatan Konawe mengajak manajemen RS Setia Bunda untuk berkoordinasi dan mengatakan bahwa para pendemo mungkin tidak memahami kronologi yang sebenarnya.
Dijelaskan dr. Adi bahwa tidak ada settingan apapun sebelum pasien dirujuk ke RS Setia Bunda.
“Semua ini murni pilihan pasien dan keluarganya. Pasien datang sekitar jam 02.00 WITA dini hari. Menurut informasi, bidan Puskesmas Meluhu, merujuk pasien ke BLUD Konawe. Dalam perjalanan menuju BLUD Konawe, pihak Puskesmas mendapat telepon bahwa BLUD Konawe sedang full sehingga sempat ditawari untuk dirujuk ke RS Bahteramas Kendari, tapi pasien memilih untuk dirawat di RS Setia Bunda, meski sebelumnya sudah disampaikan bahwa pasien akan diterima sebagai pasien umum (membayar) dan bukan sebagai pasien BPJS, tapi keluarga pasien menyanggupinya. Selanjutnya pasien pun diantar ke rumah sakit ini dan langsung mendapatkan penanganan sehingga atas izin Allah, pasien melahirkan dengan selamat,” ucap dr. Adi menjelaskan secara panjang lebar kronologi kejadiannya.
“Kami sudah berusaha memberikan kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan di Kab. Konawe ini. Bisa dibayangkan kalau tidak ada rumah sakit swasta di sini, bagaimana repotnya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat karena BLUD Konawe sering full sehingga kalau dikirim ke Kendari terlalu beresiko mengingat jauhnya perjalanan,” lanjutnya.
Di lain pihak, Hj. Yuli Patmawati, Amk menceritakan bahwa pada Tahun 2018-2019 BLUD Konawe pernah mengalami renovasi total selama kurang lebih 2 tahun.
“Ada banyak pasien umum maupun BPJS yang dirawat di sini sebelum BLUD Konawe selesai dikerjakan pembangunannya,” ujarnya mengawali.
“Saat itu banyak pasien BLUD Konawe dilarikan ke rumah sakit ini, setelah Gedung Olah Raga (GOR) Konawe tidak mencukupi. Kami tetap memberikan pelayanan terbaik kami kepada pasien. Begitu besarnya peran dan kontribusi rumah sakit ini dalam membantu masyarakat dan pemerintah Konawe,” lanjut Hj. Yuli, panggilan beliau.
Pada saat yang sama dr. H. Mardi Santosa, M.Kes, Direktur RS Setia Bunda melalui pesan pendek WhatsApp nya mengatakan bahwa RS Setia Bunda selalu wellcome menerima pasien dalam kondisi bagaimanapun.
Dikatakan tidak jarang pasien datang dalam kondisi buruk dan keluar dalam keadaan sehat atas izin Allah dan berkat penanganan tenaga-tenaga profesional rumah sakit ini.
“Adapun terkait biaya lain-lainnya di RS Setia Bunda, harus dilihat juga dari jenis penyakit pasien dan proses penanganannya,” tutup sang direktur.
(Arya*)