WAJO, RRN–Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo menggelar acara focus group discussion evaluasi kebijakan dan program lanjut usia di Kabupaten Wajo dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia di Indonesia, Senin 29 Juli 2019 di Aula Siamasei. Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo.
Dalam Proposal Departemen Gizi Masyarakat Fakuktas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor memaparkan bahwa Populasi lansia di Indonesia terus meningkat, Data sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan angka 18,1 juta atau sekitar 7,6 % dari total penduduk, angka ini meningkat menjadi 23,4 juta atau sekitar 9% pada tahun 2017.
Peningkatan populasi lansia yang disertai proses penuaan alamiah mengharuskan upaya yang tepat dan intensif untuk mewujudkan lansia yang sehat , mandiri dan aktif dan produktif, olehnya itu perlu dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya peningkatan pencegahan dan pemeliharaan kesehatan disamping upaya penyembuhan dan pemulihan.
Dalam Sambutan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel. Kabid yankes. H. Moh. Husni Thamrin, SKM. M.Kes pada acara fokus group Discussion Evaluasi Kebijakan dan Program lanjut usia di Kabupaten Kota, dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Lansia di Indonesia mengatakan bahwa, salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya penurunan angka kelahiran dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup penduduk Indonesia, yang memiliki korelasi positif terhadap peningkatan populasi lanjut usia ( lansia ).
“Setiap permasalahan kesehatan yang dihadapi lansia, tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, namun untuk mengoptimalkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Lansia, diperlukan koordinasi dan kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait, diantaranya Dinas Sosial , BKKBN dan Institusi Pendidikan lainnya,” ungkapnya.
Berikutnya sambutan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A S.Sos., M.M menyampaikan bahwa program pemberdayaan lansia di Departemen Kesehatan telah dikembangkan berdasarkan pertimbangan potensi dan peran yang dimiliki manusia, baik yang masih sehat maupun yang sudah mengalami gangguan kesehatan ringan.
Lebih lanjut juga disampaikan bahwa pedoman pemberdayaan lanjut usia untuk Puskesmas telah disusun dan disosialisasikan sertakan diimplementasikan di beberapa provinsi, dari kabupaten terpilih juga program perawatan jangka panjang untuk lansia untuk tingkat kemandiriannya yang menurun, fasilitas untuk pelayanan kesehatan lansia sudah mulai tersedia walaupun belum merata penyebarannya.
Juga disampaikan bahwa implementasi program lansia belum optimal, sehingga perlu pengembangan model pelayanan lansia yang terintegrasi dan pengembangan kapasitas agar implementasi program menjadi lebih optimal. Dan diharapkan kesehatan lansia secara benar, khususnya bagi pra lansia sehingga menghasilkan lansia yang sehat, aktif, mandiri dan produktif.
“Penanganan permasalahan kesehatan lansia dan pelaksanaan program kesehatan lansia tidak dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sendiri, tetapi memerlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk diantaranya dukungan dari DPRD kabupaten/ kota, Bappeda kabupaten/ kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota,” kata H. Amiruddin A, S.Sos., M.M.
Dan dikatakan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Kota memiliki wewenang untuk memasukkan program penanganan kesehatan dan pemberdayaan lansia, serta sumber daya berupa pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pemerintah dalam penanganan kesehatan dan pemberdayaan lansia.
“Diharapkan sinergi kerjasama antara berbagai pihak, sehingga memberikan kontribusi penting untuk perbaikan kesehatan keluarga dan masyarakat,” harapnya.
Turut hadir dalam acara ini Plh. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo, Perwakilan Komda lansia Provinsi Sulawesi Selatan, IPB, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo beserta peserta focus group discussion.
(SAR)
Sumber:Humas Pemkab Wajo